SUBANG, TINTAHIJAU.com – Penulis merasa bersyukur dapat bertemu dan bersilaturahmi dengan Bapak Haji Budi Schwarzkrone, seorang aktor senior, penulis skenario, dan sutradara yang juga memiliki bakat dalam seni lukis.
Beliau dikenal dengan kepribadian yang kalem dan santai. Budi Schwarzkrone lahir di Tasikmalaya pada tanggal 8 Oktober 1942 dan kini berusia 81 tahun.
Beliau terlibat dalam berbagai film, termasuk “Air Mata Kekasih” (1971) bersama Suzanna, “Sunan Kalijaga,” “Syech Siti Jenar,” dan puluhan film lainnya. Budi Schwarzkrone juga menyutradarai film “Tante Sun” (1977) dimana lagu dari film ini cukup dikenal di kalangan pecinta musik tanah air.
Yang paling dikenang oleh penggemar film zaman dulu tentu saja adalah peran-perannya dalam film bergenre perang melawan Belanda, di mana beliau sering memerankan tokoh bule atau perwira Tentara Belanda, cocok dengan paras dan posturnya yang sesuai.
Saat berada bersama beliau selama kurang lebih 5 jam, suasana terasa penuh keakraban. Kami berbincang-bincang ringan tentang berbagai hal, terutama dalam konteks dunia seni, film, dan perjalanan karirnya hingga situasi yang tengah terjadi saat ini.
Menghadapi Masa Tua dengan Melukis
Setelah mengabdikan diri dalam industri Film-TV production dan jurnalisme selama hampir 60 tahun, Budi Schwarzkrone kini menjalani masa tua dengan melibatkan diri dalam dunia seni lukis.
Minatnya pada seni lukis dimulai ketika beliau masih menekuni dunia Film dan TV. Saat itu, beliau belajar cinematography sebagai seorang kameramen di Achen Kino Akademie di Achen Deutsch Bundes Republik (Jerman Barat) pada pertengahan tahun 60-an.
Budi Schwarzkrone tertarik pada pelajaran tata lampu yang dikenal sebagai ‘Rembrandt Light’. Pada saat itu, dengan bakat melukis yang dimilikinya, beliau berpikir mengapa tidak sekaligus menggali teknik melukis gaya Rembrandt selama belajar di Achen. Dari situlah Budi kemudian menimba ilmu lukis di Van Eijk Schilderij Studie di kota Maastricht Limburg Nederlandse.
Pada era 70 hingga 90-an ketika industri produksi Film-TV sedang booming, Budi ikut serta dalam perjalanan TVRI dan turut membantu pendirian stasiun TV swasta seperti RCTI, SCTV, dan TPI.
Budi sempat berkeliling ke berbagai negara seperti CBS Camera 3 di New York, Canadian 47, Nederland 1, Hilversum music TV, dan TVB Hong Kong, lantaran ia memang lebih fokus pada bidang tersebut, pada saat itu melukis dilakukannya hanya sebagai pengisi waktu senggang saja.
Namun, ketika usianya sudah mencapai puncak dan fisiknya tidak lagi memungkinkan untuk aktif dalam bidang Film-TV production, Budi sepenuhnya mengabdikan masa tuanya sebagai seorang pelukis dan penulis skenario.
Selain itu, keilmuan agama Budi Schwarzkrone yang mendalam didapat dari puluhan tahun menekuni studi agama dan mengaji di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya di bawah kepemimpinan Abah Anom.
Dalam setiap profesi yang ditekuninya, baik sebagai pelukis, pemain film, kameramen, penulis skenario, sutradara ataupun pendakwah semua disalurkan untuk mengagungkan ke-Esa-an Allah SWT.