Ragam

Apakah Menangis dan Marah Membatalkan Ibadah Puasa? Begini Jawabannya

×

Apakah Menangis dan Marah Membatalkan Ibadah Puasa? Begini Jawabannya

Sebarkan artikel ini

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Marah dan menangis merupakan dua emosi manusiawi yang kadang-kadang sulit untuk dikendalikan, terutama saat menjalani ibadah puasa Ramadan. Dalam konteks ini, seringkali muncul pertanyaan apakah marah dan menangis bisa membatalkan puasa seseorang.

Menurut penjelasan dari Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang, Ahmad Fatoni, Lc., M.Ag., marah itu sendiri tidak secara langsung membatalkan puasa.

Namun demikian, ia menegaskan bahwa marah dapat mempengaruhi kualitas ibadah puasa seseorang. Marah bisa mengurangi bahkan menghilangkan pahala puasa yang seharusnya diraih. Bagaimanapun juga, penentuan pahala puasa adalah hak prerogatif Allah SWT.

Penting untuk dipahami bahwa esensi dari ibadah puasa adalah menahan diri dari segala nafsu buruk, termasuk di antaranya adalah nafsu untuk marah. Oleh karena itu, wajar jika marah dianggap sebagai sesuatu yang dapat mengurangi nilai dari ibadah puasa.

Di sisi lain, bagaimana dengan menangis saat puasa? Menurut penjelasan dari Nahdlatul Ulama, menangis itu sendiri tidak termasuk dalam hal yang membatalkan puasa. Hal ini dikarenakan, saat seseorang menangis, tidak ada benda yang secara langsung masuk ke dalam tubuh melalui mata menuju arah tenggorokan.

Namun, perlu diperhatikan bahwa hukum menangis saat puasa bisa berubah menjadi haram jika air mata yang keluar masuk ke dalam mulut dan bercampur dengan air liur, lalu ditelan hingga mencapai tenggorokan. Hal ini dijelaskan dalam kitab Rawdah at-Tahlibin karya Syekh Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi.

Meskipun demikian, disarankan untuk menghindari menangis tanpa alasan yang jelas saat menjalankan ibadah puasa. Menangis tanpa alasan dapat mengurangi pahala puasa, menunjukkan ketidakpuasan atau ketidakikhlasan, serta mengganggu konsentrasi dalam menjalankan ibadah-ibadah lainnya seperti salat, membaca Al-Quran, berzikir, dan lain sebagainya.

Dengan demikian, penting bagi umat Muslim untuk menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan penuh kegembiraan dan harapan untuk meraih ridha Allah SWT. Dengan demikian, segala bentuk emosi yang timbul dalam diri seorang Muslim diharapkan dapat dikelola dengan bijak demi menjaga kesucian dan kualitas ibadah puasanya.