SUBANG, TINTAHIJAU.com – BRIN menggelar pembelajaran riset Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk penguatan produktivitas produk UMKM di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur belum lama ini.
Dalam kegiatan yang difasilitasi Dinas Pemberdayaan Masyakat dan Desa setempat dan diikuti puluhan peseeta tersebut menitik beratkan pada penguatan produktivitas produk UMKM
Kepala Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (PRTTG)-BRIN, Achmat Sarifudin memaparkan TTG merupakan lembaga yang peruntukannya untuk menghasilkan riset-riset yang bermanfaat untuk masyarakat khususnya untuk pengembangan UMKM di daerah-daerah.
“Pada dasarnya TTG yang ditujukan untuk masyarakat miskin adalah teknologi yang pro-poor. Berdasarkan kenyataan bahwa masalah-masalah yang dihadapi masyarakat miskin dan kemampuan adopsi teknologinya, maka solusi teknologi yang dibutuhkan merupakan teknologi sederhana, tentu dengan beberapa pengecualian,” papar Achmat
Achmat menyampaikan TTG dapat mendorong pengembangan UMKM. Hal ini menurutnya, karena apat dilakukan mulai dari identifikasi potensi lokal, seleksi teknologi dan materi pelatihan, seleksi peserta pelatihan, praktek teknologi proses dan pemanfaatan TTG, pembentukan UMKM, dan pegembangan UMKM.
Dia menyampaikan beberapa contoh, seperti desiminasi TTG bidang energi dan lingkungan dengan melihat potensi lokal (potensi PLTM-Mikrohidro), diseminasi TTG bidang pengolahan pangan potensi lokal, implementasi TTG formula dan alat pencetak pakan unggas pada UKM ayam pedaging di Daerah Dawuan, Subang, pengembangan agribisnis terpadu pada UKM sapi potong di Compreng, Subang
Sekretaris DPMD Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur Yusran Dharma menyampaikan, dengan kegiatan ini dia berharap dapat mendorong pengembangan UMKM di daerah-daerah.
“Kegiatan Studi Tiru merupakan konsep baru di Kabupaten Kutai Kartanegara, hal ini dilakukan dengan tujuan yaitu bagaimana mengembangkan teknologi tepat guna yang bisa menjawab kebutuhan-kebutuhan di desa-desa, ramah lingkungan, bisa menjawab kondisi-kondisi/tuntutan sosial yang semakin meningkat, dan untuk menumbuh kembangkan perekonomian di desa-desa khususnya di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara,” ungkap Yusran
Direktorat Pengembangan Kompetensi BRIN, Yogtavia Kurniadewi menyampaikan terkait proses bisnis pengembangan kompetensi di lingkungan BRIN, yaitu mulai dari program pengembangan kompetensi, pelatihan pembuatan peralatan berbasis TTG, peserta, pengajar, pembiayaan, keuntungan dan narahubung.
Konsep ini, agar peserta dapat memahami proses bisnis dalam rangkaian pelatihan TTG yang mencakup untuk; mampu merancang, merakit, dan menguji peralatan TTG yaitu berupa peralatan mesin pertanian dan pangan sesuai dengan kaidah perancangan serta sesuai prosedur dan keselamatan kerja, ungkap Yogtavia.