
Pendapat lain datang dari Wasa, seorang wirausahawan yang berasal dari Bintaro. Dia mengeluhkan kurangnya pusat layanan pabrik untuk motor listrik yang masih terbatas.
Menurutnya, hal ini akan mempengaruhi kenyamanan dan kepercayaan konsumen, terutama untuk penggunaan dalam jangka waktu panjang dengan risiko kerusakan yang ada.
“Kenapa sebagian besar orang menggunakan motor merek Honda atau Yamaha, ya karena merasa aman dan bengkelnya mudah ditemukan. Motor listrik masih sedikit, dan tempat layanan pabriknya juga jarang,” katanya.
Wahyu, seorang Tenaga Kesehatan (Nakes) yang berasal dari Cikande, Banten, juga mengeluhkan masalah yang serupa. Dia menyoroti kurangnya infrastruktur seperti SPKLU untuk mengisi daya baterai.
Dia berpendapat bahwa stasiun pengisian atau penukaran baterai harus ditingkatkan, setidaknya di titik-titik utama jalan.
Sampai saat ini, Wahyu merasa fasilitas ini hanya tersedia di pusat perbelanjaan besar saja.
“Jika tidak ada banyak SPKLU yang disediakan, saya masih meragukan penggunaannya. Terutama bagi orang-orang yang melakukan perjalanan pulang-pergi setiap hari, mereka akan ragu menggunakan motor listrik jika tempat pengisian daya minim,” katanya.
Meskipun motor listrik terbaru telah dilengkapi dengan teknologi jarak jauh, namun ketersediaan SPKLU di banyak titik dapat memberikan kenyamanan lebih bagi konsumen.