SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Upaya Pemerintah Kabupaten Subang untuk memperkuat Pendapatan Asli Daerah (PAD) mendapat dorongan baru dari BUMD PT Subang Sejahtera. Perusahaan daerah ini menyiapkan empat program strategis yang akan menjadi motor penggerak pendapatan pada 2026.
Pemaparan rencana tersebut disampaikan Direktur Utama PT Subang Sejahtera, A. Dodi Budiyanto, didampingi Direktur Keuangan Deden Insan Nugraha belum lama ini.
Dalam pemaparannya, Dodi menegaskan bahwa Subang Sejahtera tidak lagi bisa bergerak dengan pendekatan konvensional. Ia menyebut 2026 akan menjadi momentum konsolidasi sekaligus akselerasi bisnis BUMD.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan pola lama. Subang berkembang cepat, dan BUMD harus menjadi bagian dari percepatan itu,” ujar Dodi
Dodi membeberkan bahwa dari berbagai kajian dan proyeksi bisnis, terdapat empat sektor yang dinilai paling mampu memberi kontribusi signifikan bagi PAD. Program pertama adalah bisnis prasarana kapal bersandar lembut. Menurut Deden, peluang bisnis sektor ini terbuka lebar mengikuti meningkatnya aktivitas pelabuhan dan logistik.
Bahkan, Subang Sejahtera mulai dilirik untuk masuk ke layanan peti kemas. “Kedepan untuk peti kemas, kita sudah ditawarkan itu. Saat ini sedang kita pelajari secara komprehensif,” ucap Dodi
Program kedua adalah kerja sama dengan PT Wahana Semesta untuk pengadaan material pemadatan. Program ini dinilai strategis karena kebutuhan material pemadatan terus meningkat di tengah masifnya pembangunan infrastruktur di Subang, baik proyek pemerintah maupun swasta.
“Ini bukan proyek jangka pendek. Pasarnya ada, kebutuhannya tinggi, dan BUMD harus hadir di sektor yang pasti,” imbuh Dodi.
Program ketiga yang disiapkan adalah penyertaan saham PT Subang Sejahtera pada proyek Tol Cipeundeuy–Patimban. Tercatat perusahaan memiliki saham senilai Rp3,4 miliar pada proyek strategis tersebut.
Dodi menilai investasi ini merupakan langkah panjang yang memberi jaminan keberlanjutan usaha. “Ini investasi jangka panjang. Tidak hanya bicara hari ini, tapi puluhan tahun ke depan selama tol beroperasi,” tegasnya.
Program keempat adalah sektor MBG, yang menjadi salah satu fokus terbesar BUMD pada 2026. PT Subang Sejahtera akan mulai mengelola empat Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Gas (SPPG). Pada tahun ini, perusahaan baru bertindak sebagai pemasok bahan baku. Namun mulai tahun depan mereka akan menjadi pengelola penuh.
“Secara bisnis, mengelola SPPG lebih potensial ketimbang sebagai penyuplai barang. Kita berasumsi bisa Rp3,3 miliar dalam setahun dari sektor ini,” jelas Deden.
PT Subang Sejahtera akan merampungkan kajian lanjutan terkait empat program ini sebelum ditetapkan dalam roadmap resmi 2026. Dodi memastikan pihaknya siap menjalankan mandat besar itu.
“Kami komitmen untuk menjadikan Subang Sejahtera kontributor utama PAD. Ini bukan hanya soal angka, tetapi soal peran BUMD dalam pembangunan daerah,” pungkasnya.











