Ragam  

DEMA STAI Darussalam Kunir Subang Gelar Seminar ‘Peran Perempuan dalam Dunia Akademik’

DEMA STAI Darussalam Kunir Subang menggelar seminar bertajuk “Peran Perempuan dalam Dunia Akademik”, Rabu (16/10/2025).

SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Di tengah masih kuatnya stereotip gender di dunia pendidikan tinggi, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) STAI Darussalam Kunir menggelar seminar bertajuk “Peran Perempuan dalam Dunia Akademik”, Rabu (16/10/2025).

Kegiatan ini menjadi ruang refleksi bagi mahasiswa untuk meninjau kembali peran strategis perempuan dalam membangun peradaban intelektual, terutama di lingkungan kampus berbasis pesantren.

Bertempat di Balai Pertemuan Pondok Pesantren Darussalam Kunir, acara ini dihadiri mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi se-Kabupaten Subang, serta perwakilan BEM PTNU Wilayah dan Koordinator Zona Purwasukasi. Seminar dimoderatori oleh Mela Santi, S.M., dengan narasumber utama Fadilah R. Ratmono, S.Pd., jurnalis dari media Clue Today yang dikenal aktif menyuarakan isu kesetaraan gender.

Dalam sambutannya, Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama STAI Darussalam Kunir, Septian Eka Prahardik, M.Pd., menegaskan pentingnya ruang-ruang edukatif seperti ini untuk membangun kesadaran kritis mahasiswa.

“Perempuan bukan sekadar pelengkap dalam dunia akademik, tetapi pilar penting yang turut membangun peradaban intelektual. Kita ingin kampus menjadi ruang yang inklusif dan setara bagi semua,” ujarnya.

 

DEMA STAI Darussalam Kunir Subang menggelar seminar bertajuk “Peran Perempuan dalam Dunia Akademik”, Rabu (16/10/2025).

Senada, Sekretaris Wilayah BEM PTNU, Muhammad Azmi Fahrisani, menilai peran perempuan di dunia akademik perlu terus diperkuat melalui kolaborasi antarperguruan tinggi.

“Kita perlu memastikan dunia akademik menjadi tempat yang aman, adil, dan progresif bagi semua, tanpa terkecuali,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua DEMA STAI Darussalam Kunir, Octavian, menyebut seminar ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan langkah konkret untuk menumbuhkan partisipasi perempuan dalam ruang kepemimpinan kampus.

“Isu kesetaraan bukan hanya isu perempuan, tapi isu bersama. Kita semua punya tanggung jawab menciptakan budaya akademik yang setara,” kata Octavian.

Dalam pemaparannya, Fadilah R. Ratmono menyoroti masih adanya hambatan struktural dan budaya yang membuat perempuan sulit menembus posisi strategis di kampus. Ia menegaskan pentingnya membangun ekosistem akademik yang tidak hanya memberi akses belajar, tetapi juga ruang untuk memimpin dan berinovasi.

Fadilah juga menyinggung peran media dalam membentuk persepsi publik terhadap perempuan. “Media bisa jadi alat perubahan sosial yang kuat jika digunakan untuk menyuarakan ketimpangan dan mendorong kesadaran,” ujarnya.

Diskusi yang berlangsung interaktif itu mengajak mahasiswa untuk melihat perjuangan perempuan bukan sebagai perjuangan individu, melainkan perjuangan kolektif yang membutuhkan dukungan seluruh elemen kampus.

Seminar ini menjadi momentum penting bagi STAI Darussalam Kunir dalam memperkuat nilai-nilai kesetaraan dan pemberdayaan di lingkungan pendidikan Islam. Panitia berharap gagasan-gagasan yang lahir dari forum ini dapat ditindaklanjuti dalam bentuk kebijakan kampus yang lebih inklusif dan berpihak pada kemajuan perempuan.