SUKABUMI, TINTAHIJAU.com – Warga Sukabumi kini memiliki cara baru yang unik sekaligus menguntungkan dalam mengelola sampah plastik. Melalui mesin pintar Reverse Vending Machine (RVM), masyarakat dapat menukarkan botol bekas dengan poin yang bisa digunakan untuk mengisi saldo e-wallet, membayar internet, hingga melunasi pajak.
Mesin inovatif tersebut resmi diluncurkan oleh komunitas Sahabat Lingkungan (Saling.id) bekerja sama dengan British Council dan HSBC dalam program Climate Skills.
CEO Saling.id, Deruz, menjelaskan bahwa RVM pertama kali hadir di Kota Sukabumi dengan tujuan mengubah cara masyarakat, khususnya generasi muda, dalam memandang pengelolaan sampah.
“Jadi, kita ingin setor sampah terasa menyenangkan. Setiap botol yang masuk bisa kasih manfaat langsung ke masyarakat. Bisa buat isi saldo, bayar internet, sampai pajak,” ujar Deruz, Senin (18/8/2025).
Cara Kerja dan Nilai Tukar
Pengoperasian mesin ini terbilang sederhana. Warga cukup memasukkan botol plastik ke RVM, kemudian poin akan otomatis masuk ke aplikasi Saling Apps.
- Botol 250 ml dihargai 10 poin
- Botol 600 ml senilai 20 poin
- Botol 1,5 liter bisa mencapai 50 poin
Poin yang terkumpul bisa diuangkan atau digunakan untuk membayar berbagai kebutuhan. Jenis pajak yang tersedia pun beragam, mulai dari pajak kendaraan, pajak penghasilan, hingga PPN. “Kalau untuk bayar pajak, biasanya butuh lebih dari 10.000 poin,” kata Deruz.
Perluasan di Titik Strategis
RVM perdana ditempatkan di SMAN 2 Sukabumi, sekolah yang dikenal peduli terhadap lingkungan. Botol-botol plastik yang terkumpul akan dijemput setiap minggu untuk diolah kembali menjadi produk bermanfaat seperti meja dan kursi.
Ke depan, Saling.id berencana memperbanyak mesin serupa di sekolah negeri, instansi, hingga titik strategis lainnya di Sukabumi. “Harapannya anak muda bisa lebih peka sama isu lingkungan, karena mereka dapat pengalaman seru sekaligus manfaat nyata,” tambah Deruz.
Dengan adanya mesin setor botol plastik ini, Sukabumi tidak hanya selangkah lebih maju dalam penggunaan teknologi ramah lingkungan, tetapi juga membuka peluang baru di mana sampah plastik kini bernilai ekonomi.





