BANDUNG, TINTAHIJAU.COM – Anggota DPR RI, KH Maman Imanulhaq menghadiri pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadits (MTQH) ke-39 tingkat Provinsi Jawa Barat yang digelar di Soreang, Kabupaten Bandung, Minggu (15/6/2025).
Sebelum menghadiri acara pembukaan bersama Gubernur Jawa Barat, Kang Dedy Mulyadi (KDM), Kang Kiai Maman berkesempatan bertemu dengan para penggerak MTQ dari kalangan ulama, akademisi, dan pegiat LASQI yang dipandu langsung oleh Sekjen LASQI Nasional, Dr. Eman Sulaeman.
Dalam pertemuan tersebut, Kiai Maman menyaksikan langsung transformasi digital dalam sistem penjurian MTQ yang kini semakin mapan dan profesional. Menurutnya, MTQ telah membentuk sebuah ekosistem yang berkelanjutan dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan secara sistematis.
“MTQ bukan sekadar ajang lomba baca Al-Qur’an, tetapi wahana membumikan nilai-nilai Ilahi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar KH Maman Imanulhaq.
Lebih lanjut, Anggota DPR dari Fraksi PKB tersebut menekankan pentingnya pembinaan berkelanjutan agar MTQ tidak hanya menjadi kegiatan tahunan yang bersifat seremonial. Ia menyampaikan beberapa catatan penting yang perlu menjadi perhatian:
- Pembinaan Dimulai dari Pesantren
KH Maman menegaskan bahwa pesantren harus menjadi pusat kaderisasi qari-qariah, hafizh-hafizhah, mufassir, dan peserta MTQ lainnya. Pesantren tidak boleh hanya menjadi penonton, tapi harus menjadi lokomotif dalam proses tarbiyah Qur’aniyah yang terstruktur dan berkesinambungan. - Sinergi Antar-Lembaga
Ia juga mendorong kolaborasi erat antara LPTQ, Kementerian Agama, dan Pemerintah Daerah. Ketiganya perlu merumuskan roadmap pembinaan MTQ secara terintegrasi, mulai dari level desa hingga nasional. - Komitmen Anggaran yang Serius
Kang Kiai menyoroti pentingnya alokasi anggaran yang adil dan berkelanjutan. Bukan hanya untuk penyelenggaraan acara, tetapi juga untuk penguatan LPTQ, pelatihan dewan hakim profesional, dan sistem lomba yang transparan serta berjenjang.
“Tanpa dukungan anggaran yang memadai, semangat membumikan Al-Qur’an hanya akan berhenti pada panggung seremonial,” tambah Legislator dari Dapil Subang, Majalengka, dan Sumedang itu
Sebagai penutup, KH Maman Imanulhaq menegaskan bahwa MTQ harus menjadi gerakan budaya Qur’ani yang hidup dalam keseharian umat. Dari pesantren ke musabaqah, dari podium ke kehidupan nyata, MTQ, menurutnya, adalah proyek peradaban Islam yang harus terus dikawal bersama.