Ragam  

Mengenal Istilah Silent Majority yang Belakangan Viral di Medsos

Ilustrasi SIlent Majority | Foto: Freepik

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Dalam era media sosial seperti sekarang ini, sering kali kita mendengar istilah “silent majority” muncul dalam percakapan online. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan silent majority?

Silent majority, atau mayoritas yang diam, adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada sekelompok besar masyarakat yang cenderung tidak menyuarakan pendapat mereka secara terbuka di depan umum. Istilah ini sering kali dijadikan lawan dari istilah “vocal minority”.

Jadi, jika vocal minority adalah kelompok yang aktif menyuarakan pendapatnya, silent majority adalah kelompok yang lebih memilih untuk diam atau tidak terlibat secara langsung dalam perdebatan publik.

Sejarah istilah silent majority mencatat bahwa istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh Presiden Amerika Serikat, Richard Nixon, dalam sebuah pidato televisi pada tanggal 3 November 1969.

Pada saat itu, Nixon menggunakan istilah ini untuk merujuk pada warga Amerika yang tidak secara terbuka terlibat dalam demonstrasi besar-besaran menentang Perang Vietnam. Nixon meyakinkan publik bahwa dia mendapatkan dukungan dari mayoritas yang diam tersebut dalam upayanya untuk mendorong perdamaian dan mengakhiri konflik di Vietnam.

Namun, sejarah istilah ini tidak berhenti di situ. Sebelum Nixon, istilah silent majority telah digunakan pada tahun 1919 oleh kampanye Calvin Coolidge untuk nominasi Presiden AS tahun 1920. Hal ini menunjukkan bahwa konsep mayoritas yang diam telah menjadi perhatian dalam politik Amerika sejak lama.

Di Indonesia sendiri, konsep silent majority juga relevan. Meskipun tidak secara eksplisit menggunakan istilah tersebut, namun fenomena mayoritas yang diam sering kali terjadi dalam berbagai konteks, baik dalam politik maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak orang yang mungkin memiliki pandangan atau pendapat tertentu, namun memilih untuk tidak mengungkapkannya secara terbuka.

Dalam konteks demokrasi, pemahaman tentang silent majority juga penting. Meskipun sering kali tidak terdengar suaranya secara langsung, namun mayoritas yang diam ini tetap memiliki pengaruh yang signifikan dalam dinamika politik suatu negara.

Oleh karena itu, memahami dan mengakomodasi beragam pandangan, baik yang terdengar maupun yang tidak, merupakan hal yang penting dalam menjaga stabilitas dan keadilan dalam sebuah masyarakat.

Jadi, meskipun mungkin tidak terlalu vokal, namun peran silent majority tidak boleh diabaikan dalam dinamika politik dan sosial sebuah negara.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini