Ragam  

Mengenal Sesar Citarik yang Jadi Pemicu Gempa M4,1 di Bogor

BOGOR, TINTAHIJAU.com – Gempa bumi dengan magnitudo 4,1 yang mengguncang wilayah Bogor, Jawa Barat, pada Kamis (10/4) malam pukul 22.16 WIB, dipastikan dipicu oleh aktivitas Sesar Citarik. Informasi ini disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui akun Instagram resminya, @infobmkg.

Menurut keterangan BMKG, episenter gempa terletak di darat, tepatnya pada koordinat 6.62 Lintang Selatan dan 106.8 Bujur Timur, dengan kedalaman hiposenter hanya 5 km. Gempa ini tergolong sebagai gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake, yang umumnya disebabkan oleh aktivitas sesar aktif.

BMKG menjelaskan bahwa hasil analisis menunjukkan gempa memiliki mekanisme geser mengiri atau sinistral strike-slip, yang merupakan karakteristik khas dari Sesar Citarik. Bukti ini diperkuat oleh data dari sensor seismik DBJI (Darmaga) dan CBJI (Citeko) yang mencatat gelombang S (shear) kuat dengan komponen frekuensi tinggi.

Dampak dari gempa tersebut dirasakan di wilayah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Depok dengan skala intensitas III hingga IV MMI. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, gempa ini menyebabkan kerusakan ringan pada sejumlah rumah warga di lima kecamatan di Kota Bogor.

Mengenal Sesar Citarik

Sesar Citarik adalah salah satu sesar aktif yang membentang di wilayah barat Pulau Jawa. Berdasarkan kajian Sidarto (2008), sesar ini mengikuti arah lurusan Sungai Citarik, sehingga dinamai sesuai dengan nama sungai tersebut. Sesar ini membentang sepanjang sekitar 250 kilometer, dari pantai tenggara Teluk Palabuhanratu, melintasi Bogor, hingga perbatasan Bekasi dan Jakarta, dan berakhir di Laut Jawa.

Jalur Sesar Citarik dibagi menjadi tiga segmen utama—selatan, tengah, dan utara—dengan karakteristik seismik yang berbeda. Gunung Salak yang berada di segmen tengah merupakan salah satu kawasan yang dipengaruhi oleh sesar ini.

Sesar Citarik diketahui aktif sejak sekitar 15 juta tahun lalu pada periode Miosen Tengah, dan masih terus menunjukkan aktivitas hingga sekarang. Bahkan, sesar ini juga tercatat sebagai pemicu gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,0 yang mengguncang Kalapanunggal, Sukabumi, pada 10 Maret 2020.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM mencatat bahwa sesar ini memiliki orientasi utara timur laut – selatan barat daya dan bersifat tersegmentasi. Aktivitasnya yang terus berlangsung membuat wilayah-wilayah yang dilaluinya tetap berada dalam kewaspadaan terhadap potensi gempa bumi.

Waspada Gempa Susulan

Mengingat aktivitas Sesar Citarik yang masih berlangsung, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. BMKG juga mengingatkan pentingnya pemahaman mengenai mitigasi bencana, khususnya di wilayah rawan gempa seperti Bogor dan sekitarnya.

Dengan terus memantau perkembangan dari BMKG dan institusi terkait, masyarakat diharapkan dapat mengantisipasi dampak bencana secara lebih bijak dan sigap.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini