JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah Indonesia secara resmi mulai dilaksanakan serentak pada Senin, 6 Januari 2025. Program ini bertujuan meningkatkan kualitas gizi anak-anak sekolah dan memperkuat pendidikan karakter melalui pola makan sehat. Namun, pelaksanaan program ini di berbagai daerah menemui beragam tanggapan dan tantangan.
Kekhawatiran Pengelola Kantin di Magelang
Di Magelang, pengelola kantin sekolah merasakan kekhawatiran terkait potensi penurunan penjualan akibat program MBG. Jumiyem (43), pengelola kantin di SD Negeri Jurangombo 4 Kota Magelang, merasa khawatir anak-anak tidak lagi membeli jajanan di kantinnya.
“Biasanya saat jam istirahat, anak-anak membeli makanan di kantin. Tapi dengan adanya MBG, mungkin mereka tidak akan jajan lagi. Saya berharap program ini tidak dilaksanakan saat jam istirahat,” ujar Jumiyem, Senin (6/1/2025) seperti dikutip dari laman KOMPAS.tv.
Namun, Kepala SD Negeri Jurangombo 4, Cicilia Martina Susanti, optimistis kantin akan tetap berjalan normal. Menurutnya, menu MBG yang berupa makanan berat berbeda dengan makanan ringan yang disediakan kantin.
“Kantin hanya menyediakan makanan ringan, sehingga saya yakin siswa tetap akan membeli jajanan,” kata Cicilia.
MBG Belum Merata di DIY
Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pelaksanaan MBG belum sepenuhnya merata. Beberapa sekolah, seperti SMP 6 Yogyakarta, masih menunggu arahan teknis dari pemerintah pusat.
“Selama ini kami sudah membiasakan siswa membawa bekal sendiri. Namun, program MBG dari kementerian belum ada arahan lebih lanjut,” ujar Widawati, Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana dan Humas SMP 6 Yogyakarta.
Kondisi serupa terjadi di SMP 4 Yogyakarta. Plh Kepala SMP 4 Yogyakarta, Supriyati, menyebutkan sekolahnya baru diminta mendata jumlah siswa sebagai persiapan awal program ini.
“Kami baru diminta mendata jumlah siswa sekitar Desember lalu, dan sampai sekarang program belum berjalan,” ungkap Supriyati.
Selain sekolah, MBG juga belum terlaksana di Lanud TNI AU DIY. Letkol Sus M. Rizwar, Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Adisutjipto, menyatakan bahwa persiapan sudah mencapai 95 persen, namun masih menunggu kelengkapan dari Badan Gizi Nasional (BGN).
“Pelaksanaan akan dilakukan dalam waktu dekat. Lanud berkomitmen menyukseskan program ini,” kata Rizwar.
Target dan Rencana Pelaksanaan MBG
Pemerintah menargetkan program MBG akan menjangkau 3 juta penerima manfaat pada awal Februari 2025. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengungkapkan bahwa hingga akhir 2025, program ini ditargetkan dapat menjangkau 15 hingga 20 juta penerima manfaat.
“Di akhir tahun, paling tidak 15 juta anak sudah menerima manfaat program ini. Jika dapur optimal, targetnya bisa mencapai 20 juta penerima manfaat,” jelas Hasan.
Per 6 Januari 2025, sudah tersedia 190 titik dapur yang melayani program ini, dan jumlahnya akan bertambah secara bertahap setiap hari.
“Hari ini ada 190 dapur, dan besok jumlahnya akan bertambah lagi. Setiap hari akan ada penambahan titik dapur,” tambah Hasan.
Program Makan Bergizi Gratis diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi peningkatan kesehatan dan kualitas hidup anak-anak Indonesia. Meski terdapat berbagai tantangan dalam pelaksanaannya, pemerintah berkomitmen untuk terus menyempurnakan program ini demi mencapai target yang telah dicanangkan.