KETAATAN KEPADA ALLAH SWT MENUNTUT PERJUANGAN DAN PENGORBANAN
Refleksi Hari Raya Idul Adha 1446 H
SUBANG, TINTAHIJAU.com – Hari Raya Idul Adha bukan sekadar momentum untuk menyembelih hewan kurban dan berkumpul bersama keluarga. Ia merupakan simbol nyata dari ketaatan total seorang hamba kepada Rabb-nya. Idul Adha adalah perayaan spiritual yang mengingatkan kita pada kisah agung Nabi Ibrahim as. dan keluarganya, tentang bagaimana mereka mencontohkan arti sejati dari pengorbanan dan kepatuhan.
Hari Agung Umat Islam
Rasulullah saw. menyatakan bahwa hari paling agung di sisi Allah adalah Hari Raya Kurban (Yawm an-Nahr). Pada hari ini, jutaan umat Islam dari seluruh dunia berkumpul di Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji. Suara takbir, tahmid, dan tahlil menggema dari berbagai penjuru bumi, menandakan kesatuan dan kebesaran umat Islam. Suasana ini seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya persatuan umat Islam yang tak terbatasi oleh suku, ras, bangsa, atau bahasa.
Teladan Ketaatan dari Nabi Ibrahim as.
Nabi Ibrahim as. adalah teladan utama dalam hal ketaatan kepada Allah SWT. Ia rela meninggalkan kampung halamannya, menghadapi kaumnya yang menyembah berhala, hingga berdiri di hadapan penguasa zalim demi menegakkan kalimat tauhid. Bahkan, ia bersedia meninggalkan keluarganya di padang tandus Makkah dan rela menyembelih anak yang sangat ia cintai, Ismail as., hanya karena Allah memerintahkannya.
Ketaatan Nabi Ibrahim as. begitu luar biasa karena ia tidak memilih-milih perintah Allah. Ia menjalankan semuanya, tanpa syarat, tanpa tawar-menawar, dan tanpa keraguan.
Ketaatan Tanpa Pilah-Pilih
Realitas hari ini memperlihatkan bahwa banyak dari kita yang masih membatasi ketaatan hanya dalam ranah ibadah ritual atau akhlak individu. Padahal, Islam mencakup seluruh aspek kehidupan: ekonomi, politik, hukum, sosial, dan pemerintahan. Menolak sebagian hukum Allah, sementara menerima sebagian lainnya, adalah bentuk ketaatan yang tidak utuh.
Allah SWT mengingatkan dalam surat Al-Baqarah ayat 85 bahwa mengimani sebagian dari kitab dan mengingkari sebagian lainnya hanya akan membawa kehinaan di dunia dan siksa pedih di akhirat. Karena itu, sebagai Muslim, kita harus taat kepada seluruh ajaran Allah tanpa pengecualian.
Ketaatan Menuntut Perjuangan dan Pengorbanan
Ketaatan sejati tidak pernah datang tanpa perjuangan. Seperti yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim as., ia harus meninggalkan zona nyamannya, menghadapi berbagai risiko besar, bahkan bersiap kehilangan putranya. Pengorbanan itulah yang menjadikannya sebagai hamba pilihan Allah.
Demikian pula para sahabat Rasulullah saw. Mereka tidak hanya taat dalam ibadah, tetapi juga rela mengorbankan jiwa dan harta mereka untuk menegakkan Islam. Allah bahkan mengabadikan perjuangan mereka dalam surat At-Taubah ayat 111 sebagai jual-beli antara Allah dan hamba-Nya—jiwa dan harta ditukar dengan surga.
Renungan untuk Kita Hari Ini
Idul Adha mengingatkan kita bahwa keimanan dan ketaatan bukan sekadar berada di atas sajadah. Ia harus menjelma menjadi perjuangan konkret untuk menegakkan Islam dalam kehidupan nyata. Kita dipanggil untuk meneladani keteguhan Nabi Ibrahim as., kerelaan Siti Hajar, dan kesabaran Nabi Ismail as., serta semangat para sahabat yang tak gentar dalam memperjuangkan agama Allah.
Jangan sampai kita menjadi umat yang hanya memelihara simbol, tetapi melupakan substansi. Jangan hanya semangat melaksanakan ibadah kurban dan pengurusan jenazah, tetapi mengabaikan syariat Islam dalam ekonomi, hukum, dan pemerintahan.
Penutup
Idul Adha adalah panggilan untuk kembali kepada Allah secara total. Mari kita maknai hari raya ini dengan semangat pengorbanan dan perjuangan. Jadikan ketaatan kepada Allah sebagai prinsip utama dalam hidup, bukan sekadar retorika atau ritual tahunan. Semoga kita termasuk dalam golongan hamba-hamba yang benar-benar taat kepada Allah SWT dan mendapatkan balasan surga-Nya.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillah il-hamd.
Selamat Idul Adha 1446 H.
Semoga semangat pengorbanan dan ketaatan terus menyala dalam dada setiap mukmin.