Ragam  

Sakit Kepala Bisa Jadi Tanda Tekanan Darah Tinggi, Waspadai Gejalanya

JAKARTA, TINTAHIJAU.com — Sakit kepala merupakan keluhan umum yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti stres, kelelahan, hingga kurang tidur. Namun, tidak banyak yang menyadari bahwa sakit kepala juga bisa menjadi tanda bahaya dari kondisi kesehatan serius, salah satunya adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Dikenal sebagai “silent killer”, hipertensi sering kali tidak menunjukkan gejala khas. Meski begitu, tubuh bisa memberi sinyal melalui sakit kepala yang terasa tidak biasa. Menurut laporan dari laman Cleveland Clinic dan jurnal Neurology, sakit kepala akibat tekanan darah tinggi memiliki karakteristik khusus yang perlu diwaspadai.

Ciri-Ciri Sakit Kepala Akibat Hipertensi

Sakit kepala yang disebabkan oleh lonjakan tekanan darah biasanya terasa di kedua sisi kepala (bilateral) dan menyeluruh. Rasa nyeri ini muncul karena tekanan dalam pembuluh darah otak meningkat, yang bisa menyebabkan ketegangan hingga kerusakan dinding pembuluh darah.

Pada kondisi yang lebih parah, hipertensi ekstrem bisa menyebabkan pembengkakan otak (edema serebral), yang memicu gejala serius seperti nyeri kepala hebat, mual, muntah, kejang, penurunan kesadaran, hingga kebingungan.

Jenis sakit kepala yang dirasakan juga sering kali berupa denyutan atau tekanan kuat di dalam kepala. Gejala ini bisa memburuk saat penderita mengalami stres atau melakukan aktivitas fisik, karena keduanya turut menaikkan tekanan darah.

Selain itu, kepala terasa berat, muncul sensasi berputar (vertigo ringan), serta nyeri di belakang mata akibat tekanan pada saraf optik. Beberapa penderita juga mengalami sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia) dan suara (fonofobia), mirip seperti gejala migrain.

Yang paling membedakan adalah sakit kepala ini tidak mereda dengan obat sakit kepala biasa, seperti aspirin atau parasetamol. Gejala baru akan membaik jika tekanan darah diturunkan dengan obat antihipertensi yang tepat.

Gejala Lain yang Menyertai

Sakit kepala akibat hipertensi sering disertai gejala lain seperti mual, muntah, penglihatan kabur, sulit berbicara, perubahan perilaku, hingga kelemahan mendadak atau kejang. Kondisi ini menandakan tubuh berada dalam krisis hipertensi dan membutuhkan penanganan medis segera.

Peningkatan kasus hipertensi pada usia muda, terutama kelompok usia 18–44 tahun, kini menjadi perhatian dunia. Data dari PubMed Central menyebutkan bahwa hipertensi merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan akibat komplikasi.

Waspada dan Lakukan Pemeriksaan Rutin

Karena sifatnya yang sering tidak terdeteksi, masyarakat diimbau untuk rutin memeriksa tekanan darah dan lebih peka terhadap sinyal tubuh. Jika mengalami sakit kepala yang tidak biasa dan disertai gejala lain, segera konsultasikan ke fasilitas kesehatan terdekat.

Pencegahan dan pengendalian tekanan darah tinggi dapat dilakukan dengan pola hidup sehat, mengurangi asupan garam, menghindari stres, serta rutin berolahraga. Dengan kesadaran dan deteksi dini, risiko komplikasi serius akibat hipertensi dapat diminimalkan.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini