Ragam  

Usai Pemberlakuan Jam Malam Pelajar, Ramai Warganet Minta Dedi Mulyadi Hapus Game FF, ML, dan Slot

SUBANG, TINTAHIJAU.COM — Setelah pemberlakuan kebijakan jam malam pelajar dan larangan pemberian pekerjaan rumah (PR) oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, para orang tua kini mengajukan permintaan baru: penghapusan sejumlah aplikasi game populer seperti Free Fire (FF), Mobile Legends (ML), hingga game slot dan Roblox.

Permintaan ini ramai disuarakan melalui kolom komentar dalam unggahan berita Gubernur Jabar Dedi Mulyadi tentang Jam Malam Pelajar yang dipublikasikan oleh kanal TikTok TINTAHIJAUcom

Warganet mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kecanduan game yang makin marak, terutama di kalangan anak-anak usia sekolah dasar dan menengah.

Salah satu komentar dari akun Aneng Sri Wulan secara langsung menyebut: “Pa Dedi tolong hapuskan game FF dan ML, biar anak-anak nggak main game terus.” Komentar tersebut mendapatkan dukungan dari puluhan warganet lain yang mengaku mengalami kondisi serupa di rumah masing-masing.

Siti Robiyah, warganet lainnya, menyoroti bahaya game slot yang kini mulai merambah ke perangkat mobile: “Terutama game slot, membuat rumah tangga menjadi bubar,” ujarnya.

Tak hanya menyasar anak-anak, beberapa warganet juga menyoroti bahwa kecanduan game turut menjangkiti para orangtua muda. “Bukan hanya anak-anak saja, para orangtua muda juga masih main game,” tulis akun wiciokantri35.

Namun, tak semua komentar mendukung penghapusan game. Seorang pengguna bernama oemji gyyo mengingatkan bahwa langkah tersebut berada di luar kewenangan pemerintah daerah. “Kalau mau hapus FF sama ML tuh ke pemiliknya, ke Play Store dan App Store, bukan ke KDM,” tulisnya.

Game Roblox pun ikut disebut dalam daftar aplikasi yang diminta untuk dihapus. “Game Roblox juga, anak saya main game itu terus… hapus,” kata akun riamaryani10.

Permintaan ini menjadi sorotan setelah kebijakan jam malam pelajar yang membatasi aktivitas siswa di luar rumah mulai pukul 22.00 serta imbauan agar guru tidak lagi memberikan PR untuk dikerjakan di rumah. Orangtua berharap dengan penghapusan game, anak-anak bisa lebih fokus pada kegiatan positif dan interaksi sosial di dunia nyata.

Fenomena ini mencerminkan kegelisahan sebagian orang tua terhadap dampak negatif penggunaan gawai dan aplikasi game yang berlebihan, meskipun solusi penghapusan aplikasi masih menjadi perdebatan publik.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini