SUBANG, TINTAHIJAU.com – Tren penggunaan media digital di Indonesia terus mengalami perkembangan pesat, dengan YouTube sebagai platform unggulan yang berhasil memikat hati masyarakat Indonesia.
Menurut laporan terbaru ‘Media State of Mobile 2024’ yang dirilis oleh Data.AI, warga Indonesia memegang rekor sebagai pengguna paling aktif di YouTube, menghabiskan total waktu mencengangkan sebesar 69,9 miliar jam sepanjang tahun 2023.
Apa yang Membuat YouTube Menjadi Kecanduan?
YouTube, sebagai platform berbagi video populer milik Google, menawarkan berbagai konten mulai dari hiburan hingga pendidikan. Fenomena kecanduan YouTube, meskipun belum secara resmi diakui oleh organisasi kesehatan mental, memiliki ciri-ciri yang mirip dengan gangguan kecanduan lainnya.
Ciri-ciri kecanduan YouTube, seperti dijelaskan oleh Choosing Therapy, mencakup:
- Menonton secara berlebihan: Menghabiskan waktu yang tidak proporsional di YouTube, kadang-kadang mengabaikan tanggung jawab dan aktivitas lain.
- Menonton secara kompulsif: Merasa dorongan yang kuat untuk menonton, bahkan ketika tidak direncanakan atau tidak nyaman.
- Mengabaikan tanggung jawab: Mengabaikan tugas penting, pekerjaan, sekolah, atau komitmen sosial demi menonton video YouTube.
- Keasyikan: Terus-menerus memikirkan YouTube, merencanakan video berikutnya, dan dengan semangat menantikan momen menonton.
- Kehilangan kontrol: Sulit mengontrol jumlah waktu yang dihabiskan di YouTube, sering kali berakhir dengan menonton berjam-jam.
- Gejala menarik diri: Mudah tersinggung, cemas, atau gelisah ketika tidak dapat mengakses YouTube, dengan dorongan kuat untuk kembali menonton.
Dampak Adiktif dan Penelitian
Dalam studi oleh Francisca Hermawan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, ditemukan bahwa YouTube dapat menimbulkan faktor kemelekatan pada penggunanya, dengan sekitar 20,9 persen responden mengaku merasakannya secara psikologis. Sebagian kecil mengalami ketagihan ekstrem (2,4 persen), sementara mayoritas mengalami tingkat ketagihan yang lebih rendah (18,5 persen).
Selain itu, mayoritas masyarakat Indonesia lebih memilih menonton daripada membaca, dengan hanya 0,001 persen warga yang memiliki minat baca. Hal ini mencerminkan perubahan preferensi dalam konsumsi konten, di mana YouTube menjadi pilihan utama.
Upaya Mengatasi Kecanduan YouTube
Mengatasi kecanduan YouTube memerlukan kesadaran diri dan upaya sadar untuk mengubah kebiasaan. Langkah-langkah seperti mengatur waktu pantauan, mencari kegiatan alternatif, dan mencari dukungan sosial dapat membantu mengurangi dampak negatif kecanduan YouTube pada kehidupan sehari-hari.
Dengan pemahaman ciri-ciri kecanduan dan dampaknya, masyarakat Indonesia diharapkan dapat mengadopsi pola konsumsi media yang seimbang, menggabungkan hiburan digital dengan tanggung jawab sehari-hari.