SUBANG, TINTAHIJAU.com – Kemeriahan perayaan Imlek tidak hanya dirasakan oleh komunitas Tionghoa, tetapi juga dinikmati oleh sebagian warga non-Tionghoa, seperti Amran, seorang pedagang ikan di Rawa Belong, Jakarta. Amran dikenal sebagai pedagang ikan bandeng yang aktif menjual secara grosir saat momen Imlek tiba.
Sejak pukul 07.00 WIB, Amran mulai berjualan ikan bandeng Imlek dan berhasil meraih pendapatan lebih dari Rp 5 juta hanya dalam waktu empat jam hingga pukul 11.00 WIB. Kegiatan ini merupakan rutinitas bagi Amran, yang telah berlangsung selama 10 tahun lamanya.
Amran biasanya menjual ikan bandengnya kepada pedagang musiman di Rawa Belong, Palmerah, Jakarta Barat. Meskipun demikian, pada tahun ini Amran memutuskan untuk berjualan bandeng Imlek di Rawa Belong secara langsung, sambil tetap menjalankan bisnis tengkulaknya.
Tradisi mengenai bandeng Imlek dipahami Amran sebagai kebesaran orang Tionghoa, namun telah menjadi tradisi bagi orang Betawi. Biasanya, bandeng Imlek dibeli oleh orang Betawi untuk dijadikan bandeng kecap atau sebagai bagian dari tradisi membagikan Kue Keranjang.
Namun, tren belakangan ini menunjukkan orang Betawi lebih memilih untuk membeli bandeng mentah dan diberi uang untuk membeli kecap.
Amran biasanya mengambil ikan bandeng dari tambak di Muara Angke, Jakarta Utara, namun juga mendapatkan pasokan dari hasil laut Natuna. Ikan dari Natuna umumnya berukuran jumbo dengan berat mencapai 5-10 kilogram. Harga ikan ini tetap stabil, yaitu Rp 60.000 per kilogram, tidak memandang ukuran ikan tersebut.
Setiap harinya, Amran membawa sekitar satu ton ikan segar dari Muara Angke. Pasokan ini selalu habis terjual pada hari yang sama tanpa meninggalkan sisa. Jadwal penjualan ikan Amran berlangsung dari pukul 07.00 WIB hingga 19.00 WIB, memastikan pelanggan mendapatkan ikan segar setiap hari.
Kesuksesan Amran dalam berjualan ikan bandeng Imlek di Rawa Belong menjadi contoh bagaimana momen perayaan budaya dapat menjadi peluang bisnis bagi para pedagang lokal, serta menunjukkan integrasi budaya yang harmonis antara berbagai komunitas di Jakarta.
Sumber: KOMPAS.tv
