
SUBANG, TINTAHIJAU.com – Bagi para pecinta game yang sudah mencapai titik ekstrem, risiko mengidap gangguan psikologis semakin nyata.
Kondisi ini dikenal sebagai Gaming Transfer Phenomenon (GTP), di mana para pemain game non-psikotik mulai mengalami halusinasi dan mentransfer pengalaman bermain game ke dalam kehidupan nyata.
GTP merupakan bagian dari gangguan kecanduan game video atau Gaming Disorder (GD), seperti yang telah didefinisikan oleh International Classification of Diseases.
Pertemuan Kolese Psikiater Australia dan Selandia Baru (RANZCP) di Kota Perth, Australia Barat, membahas berbagai gangguan kesehatan mental, termasuk GD. RANZCP memperkirakan bahwa 10 persen anak muda Australia menderita GD, dengan peningkatan kasus selama pandemi COVID-19.
Fiona Stanley Hospital (FSH), yang menjadi klinik GD sejak 2021, menemukan bahwa gangguan ini seringkali sulit terdeteksi tanpa pertanyaan langsung dari dokter.
GD dapat menyebabkan dampak serius pada kehidupan sehari-hari, seperti penolakan dari sekolah, pengangguran, utang judi, dan bahkan masalah perilaku seperti agresivitas. Beberapa faktor penyebab GD melibatkan gangguan perkembangan otak, fobia sosial, dan masalah keluarga.
Kavita Seth, seorang psikiater kecanduan dari FSH, menjelaskan bahwa GD dimulai ketika seorang pemain game tidak dapat menghentikan aktivitas bermainnya, bahkan lebih memilih game daripada kebutuhan dasar seperti tidur, makan, dan keterlibatan sosial. Pasien GD kadang mengalami GTP, melihat atau mendengar elemen game di dunia nyata, meskipun sedang tidak bermain.
Dalam penelitian Angelica Ortiz de Gortari, seorang psikolog pascadoktoral, seorang gamer berusia 17 tahun mengaku melihat informasi karakter game di atas kepala orang-orang saat bermain World of Warcraft. Hal serupa dialami oleh Daniel Owens, yang mengalami gangguan tidur karena terus memikirkan game Portal 2 bahkan saat sedang tidur.
Angelica menekankan bahwa GTP tidak hanya terkait dengan game video, melainkan juga dengan beban kognitif tinggi, kondisi trans, kelebihan asupan sensorik, dan keterlibatan emosional. Diagnosis GTP dapat keliru dengan halusinasi psikotik.
Riset dari psikolog Wayne Warburton, Universitas Macquarie, menunjukkan bahwa 10 persen anak-anak Australia menunjukkan tanda-tanda bermain game di tingkat berbahaya, dengan 3 persennya dianggap pengidap GD.
Kecanduan game menjadi isu serius di lingkungan medis, dengan dampak negatif pada kesejahteraan mental anak-anak, termasuk depresi, kecemasan, dan risiko bunuh diri.
Dalam menghadapi isu ini, penting untuk mengambil langkah-langkah preventif dan mencari bantuan dari spesialis untuk mengatasi GD. Perkembangan teknologi yang terus berlanjut menuntut kita untuk merenung tentang kerentanan terhadap paparan rangsangan sintetis dan dampaknya terhadap pikiran manusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
FOLLOW SOCMED:
FB & IG: TINTAHIJAUcom
IG & YT: TINTAHIJAUcom
E-mail: red.tintahijau@gmail.com