
SUBANG, TINTAHIJAU.com – Musik memiliki keajaiban tersendiri dalam menyatukan hati dan jiwa, bahkan di tengah keterbatasan diri dan ketidakmungkinan.
Sebuah kisah inspiratif dari seorang gadis kecil berumur enam tahun, yang sejak lahir menderita lumpuh dan keterbatasan fisik, mengungkapkan bagaimana musik bisa menjadi alat untuk mengejar mimpi, tidak peduli seberapa besar rintangan yang harus dihadapi.
Anak ini tidak dapat mengontrol gerakan tubuh sebelah kanannya, dan mata sebelah kanannya pun juling. Meskipun demikian, dia memiliki tekad yang kuat untuk memainkan musik dengan biola.
Namun, menghadapi keterbatasan fisik seperti itu, bahkan memegang biola dan menggerakkan busur menjadi suatu tantangan besar. Ketika dia mencoba memainkan lagu “Twinkle, Twinkle, Little Star,” tangan kanannya sering kali mengejang, menyebabkan busur jatuh.
Namun, orang tuanya dan gurunya memiliki kesabaran yang tak terbatas. Setiap kali busur jatuh, mereka dengan penuh kasih mengambilnya dan memberikannya kembali kepada anak ini. Mereka terus berlatih, dan setelah enam bulan yang penuh dedikasi, akhirnya gadis kecil itu mampu memainkan lagu tersebut dengan sempurna. Keajaiban lainnya adalah bahwa mata kanannya yang semula juling pun kini dapat melihat dengan benar.
Kisah ini memperlihatkan bahwa cinta, kesabaran, dan tekad adalah kunci untuk menerobos batasan diri. Seperti yang dikatakan oleh Sinichi Suzuki, “Nurture by love.” Anak ini belajar biola dengan dukungan penuh dari guru dan orang tuanya, dan dalam waktu yang relatif singkat, dia berhasil mengatasi hambatan yang ada pada dirinya, walaupun menderita cacat sejak lahir.
Ada banyak musisi lain di seluruh dunia yang juga memiliki keterbatasan fisik, baik karena kecelakaan maupun bawaan sejak lahir. Mereka memiliki ciri khas dan karakter unik yang membedakan mereka dalam dunia musik.
Salah satu contoh yang luar biasa adalah Django Reinhardt, seorang legenda gitar jazz. Meskipun mengalami kecelakaan yang mengakibatkan luka bakar parah pada separuh sisi kiri tubuhnya, Django dengan gigih beradaptasi dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengahnya untuk memainkan melodi serta dua jarinya yang terluka untuk chord.
Rick Allen, drummer band rock asal Inggris, Def Leppard, adalah contoh lainnya. Setelah kehilangan tangan kirinya akibat kecelakaan dan infeksi serius, ia tidak menyerah. Dengan dukungan teman-temannya, ia mengembangkan drum set yang unik, di mana kaki kirinya menggantikan peran tangan kirinya. Empat pedal di sebelah kiri set drum digunakan oleh kakinya, memungkinkannya untuk terus bermain drum dengan penuh semangat.
Di Indonesia, ada Yana Mulyana, seorang gitaris difabel yang telah menginspirasi banyak orang dengan kemampuannya bermain gitar. Ia sering disebut sebagai “Yngwie Malmsteen-nya Indonesia” karena kemampuannya yang luar biasa dalam bermain gitar, meskipun memiliki keterbatasan fisik pada tangan dan tubuhnya. Bahkan Yngwie Malmsteen sendiri mengakui dan kagum dengan kemampuan bermain gitar Kang Yana, meskipun kondisi tubuhnya tidak normal.
Semua kisah ini mengingatkan kita bahwa dalam hidup ini, kita memiliki kelebihan dan kekurangan, dan semua itu adalah bagian dari penciptaan Tuhan. Yang penting adalah bagaimana kita meresponsnya.
Musik adalah salah satu wadah di mana ketidakmungkinan bisa diubah menjadi kemungkinan, dan keterbatasan fisik tidak menghalangi kita untuk mengejar impian kita. Melalui cinta, kesabaran, dan tekad, kita bisa menerobos segala rintangan dan mencapai keberhasilan, sebagaimana telah ditunjukkan oleh para musisi hebat ini.
Kesimpulannya, tidak ada yang sia-sia dalam penciptaan ini, asalkan kita memiliki tekad untuk menerobos keterbatasan dan menjalani kehidupan dengan penuh semangat.
Sutrisna, Subang 26 Oktober 2023
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
FOLLOW SOCMED:
FB & IG: TINTAHIJAUcom
IG & YT: TINTAHIJAUcom
E-mail: red.tintahijau@gmail.com