Prihatin Bencana klimatologis, Ponpes Mizan Jatiwangi Majalengka Gelar Camping Perubahan Iklim

MAJALENGKA, TINTAHIJAUcom – Bencana kekeringan melanda hampir seluruh wilayah Tanah Air. Bahkan di beberapa tempat, kekeringan sampai membuat kurangnya pasokan air bersih serta menyebabkan kebakaran hutan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, kemarau panjang yang terjadi ini akibat dari fenomena elnino sehingga musim kemarau menjadi lebih lama dari biasanya.

Didasari rasa keprihatinan atas bencana klimatologis itu, Anggota Komisi VIII DPR RI, KH Maman Imanulhaq menginisasi Camping Perubahan Iklim. Kegiatan yang digelar selama 3 hari itu diikuti oleh ratusan pelajar dari berbagai sekolah di Majalengka.

Baca Juga:  Sambut Hari Kemenkumham RI Ke-78, Lapas Subang adakan kegiatan Donor Darah

Selain booth camp, ratusan pelajar juga dibekali dengan wawasan tentang kebencanaan, pelestarian lingkungan, juga penanaman pohon bersama. Acara ini bekerjasama dengan Pesantren Ekologi Al Mizan Wanajaya yang bekerjasama dengan para pegiat alam Majalengka.

Sebagai pembicara yakni Direktur Pemulihan dan Peningkatan Sosial Ekonomi dan SDA Enny Supartini, serta Climate leader yang juga aktivis lingkungan lyta Permatasari.

Kiai Maman mengatakan, kekeringan yang mengancam krisis pangan ini perlu disikapi dengan serius. Apalagi, fenomena elnino ini terjadi juga akibat dari perubahan iklim.

Baca Juga:  Waspada Penipuan dari Pinjol Ilegal Bermodus Transfer Dana ke Rekening Bank

“Isu perubahan iklim, ketahanan pangan, energi, juga air ini yang relevan menjadi topik bahasan. Jadi kita perlu move on, jangan ngomong lagi soal radikal dan sebagainya. Padahal ancaman nyata di depan kita adalah isu perubahan iklim dan energi. Ini yang perlu dikerjakan serius,” kata Kiai Maman kepada wartawan di Majalengka, Sabtu (28/10).

Sementara itu, Enny Supartini mengapresiasi kegiatan Camping Perubahan Iklim tersebut. Ia berharap bekal ilmu yang didapat oleh para pelajar yang mengikuti kegiatan, dapat disebarkan kepada rekan-rekan sesama siswa lainnya di masing-masing sekolah.

Baca Juga:  Mengenal Lapisan Isolator untuk Mengatasi Panas di Rumah

“Ini semua merupakan bagian dari upaya pengurangan risiko bencana,” kata Enny menambahkan.

Aktivis lingkungan Lyta Permatasari berharap, kegiatan ini tidak hanya berhenti pada program edukasi saja, namun perlu program lanjutan lainnya yang mengikat para peserta semua dalam lingkup komunitas pecinta lingkungan. Lyta menegaskan, wawasan tentang pelestarian alam memang harusnya diberikan  kepada para pelajar sedini mungkin karena merekalah generasi pewaris Bumi yang menjadi tempat kehidupan manusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

FOLLOW SOCMED:
FB & IG: TINTAHIJAUcom
IG & YT: TINTAHIJAUcom
E-mail: red.tintahijau@gmail.com