Ragam  

Filosofi Bubur Suro, Kuliner Khas di Bulan Muharram

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Kali ini kita akan membahas tentang filosofi bubur suro, kuliner khas yang memaknai datangnya tahun baru Islam.

Bubur Suro merupakan bagian dari ‘ubo rampe’ atau unsur dalam tradisi perayaan malam satu suro.

Yuk kita simak filosofi bubur suro berikut ini!

  • Bubur putih

Lambang kesucian jalan hidup

  • Opor ayam dan labu siam

Menu wajib pendamping bubur suro

  • Telur ayam kampung yang diiris

Simbol hidup kesinambungan dan bermasyarakat

  • Biji-bijian

Berupa biji buah delima

  • Kedelai hitam yang digoreng

Menunjukkan kesetiaan dan berbuat baik dengan menaati anjuran sesepuh.

  • Serundeng kelapa

Filosofi poon kelapa:pandai beradaptasi dan berguna untuk masyarakat.

  • Tujuh jenis kacang

Kacang tanah, kacang hijau, kacang mede, kacang bogor, kacang tholo, kedelai, dan kacang merah.

Selain itu juga disajikan dengan ubo rampe lainnya berupa:

  • Sirih lengkap

Bentuk penghormatan kepada keluarga dan leluhur

  • Kembar mayang

Bunga mawar merah, mawar putih, rangkaian bunga melati, dan daun pandan berjumlah tujuh.

  • Keranjang buah

Tujuh macam buah-buahan masing-masing tujuh.

Mengapa harus berjumlah tujuh? Karena tujuh memiliki simbol jumlah hari dalam seminggu, diharapkan, setiap harinya masyarakat harus memiliki tekad dan niat yang baik dalam bertindak.

Demikianlah pembahasan tentang Filosofi Bubur Suro, Kuliner Khas di Bulan Muharram yang dikutip tintahijau.com dari Instagram Syiar Budaya Islam. Minggu, (07/07/2024).

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini