HANGZHOU, TINTAHIJAU.com – DeepSeek, sebuah perusahaan rintisan kecerdasan buatan (AI) asal Hangzhou yang didirikan oleh Liang Wenfeng, baru-baru ini merilis model AI yang dianggap dapat menyaingi dominasi ChatGPT. Peluncuran ini membuat geger pasar Amerika Serikat, bahkan menyebabkan saham Nvidia mengalami penurunan signifikan.
DeepSeek dikenal dengan pengembangan model AI yang lebih efisien dan biaya lebih rendah dibandingkan produk serupa yang sudah ada di pasaran, termasuk ChatGPT buatan OpenAI dan model AI dari Meta. Peluncuran model pertama DeepSeek pada tahun 2023, diikuti dengan rilis model terbaru, DeepSeek R1, pada November 2024, menandai langkah besar dalam persaingan AI global.
DeepSeek R1, yang dirancang untuk meniru pola pikir manusia, juga mendukung teknologi chatbot pada perangkat seluler, menawarkan kemampuan yang lebih tinggi dalam interaksi dengan pengguna. Model ini dinilai sebagai salah satu inovasi yang memiliki potensi besar untuk mengguncang pasar AI.
Perjalanan DeepSeek dimulai pada April 2023, ketika High-Flyer mendirikan laboratorium kecerdasan buatan umum. Pada Mei 2023, laboratorium ini berkembang menjadi perusahaan independen yang kini dikenal dengan nama DeepSeek. Meski sempat menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pendanaan dari venture capital karena dianggap sulit untuk menghasilkan exit dalam waktu singkat, tantangan tersebut tidak menghentikan langkah inovasi DeepSeek.
Yang membedakan DeepSeek dari pesaingnya adalah pendekatannya yang lebih fokus pada penelitian dan pengembangan tanpa didorong oleh rencana komersial yang rinci. Strategi ini memungkinkan DeepSeek untuk terus berinovasi dengan bebas dan menghindari regulasi ketat yang diterapkan oleh pemerintah China terhadap teknologi konsumen.
Dengan model-model AI terbaru dan efisiensi biaya yang ditawarkan, DeepSeek kini menjadi pesaing serius bagi pemain besar di industri ini, dan kehadirannya memberikan angin segar bagi perkembangan teknologi kecerdasan buatan global.
