Tangerang Selatan Catat Kualitas Udara Terburuk Sepanjang 2024, Belitung Terbersih

Foto: Aditya Irawan/Zumapress/picture alliance

JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Hasil pemantauan jaringan Nafas Indonesia menunjukkan bahwa Tangerang Selatan menjadi wilayah dengan kualitas udara terburuk sepanjang 2024. Posisi ini diikuti oleh Tangerang dan Bandung Raya.

Nafas Indonesia, perusahaan pemantau kualitas udara dengan lebih dari 200 sensor di berbagai kota di Indonesia, mencatat bahwa udara di ketiga wilayah tersebut masuk dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif.

“Sedangkan, untuk wilayah dengan kualitas udara yang cenderung baik terdapat di Belitung, Kepulauan Seribu, dan Bali,” ungkap Co-founder Nafas, Piotr Jakubowski, pada Kamis (2/1/2024). Berdasarkan data hingga 29 Desember 2024, Belitung tercatat memiliki kualitas udara yang masuk kategori baik.

Sementara itu, Kepulauan Seribu dan Bali berada dalam kategori moderat. Piotr menjelaskan bahwa meskipun kualitas udara di Kepulauan Seribu dan Bali terbilang cukup baik, individu yang sangat sensitif tetap berisiko mengalami gangguan kesehatan.

Pengaruh El Nino pada Kualitas Udara
Piotr menambahkan bahwa tren kualitas udara sepanjang 2024 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Salah satu faktor utama yang berkontribusi adalah fenomena El Nino yang terjadi pada 2023. El Nino menyebabkan kondisi yang lebih kering di berbagai wilayah Indonesia, mendukung penumpukan polutan di atmosfer.

“Memasuki 2024, El Nino mulai mereda sehingga iklim lokal memiliki peran yang lebih besar dalam memengaruhi kualitas udara di Indonesia,” jelas Piotr.

Musim Hujan dan Kemarau Pengaruhi Kualitas Udara
Menurut Piotr, kualitas udara cenderung membaik selama musim hujan, baik di awal maupun akhir tahun. Hal ini disebabkan oleh adanya angin kencang dan hujan yang membantu menyebarkan polutan di atmosfer, sehingga langit terlihat lebih cerah dan udara menjadi lebih bersih.

Sebaliknya, pada musim kemarau di pertengahan tahun, kualitas udara cenderung memburuk. Kondisi atmosfer yang kering, minimnya angin kencang, dan hujan menyebabkan polutan menumpuk di udara, memperburuk kualitas udara di berbagai wilayah.

Dengan pemahaman ini, diharapkan masyarakat dan pemerintah daerah dapat lebih waspada dan melakukan langkah-langkah mitigasi untuk menjaga kualitas udara, terutama di daerah yang sering mengalami kondisi tidak sehat.

Sumber: KOMPAS.com