Berkenalan dengan Srikandi Fotografer Indonesia

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Berjumpa dengan fotografer perempuan Ambu Ati Bachtiar dan sang suami Kang Ray Bachtiar yang juga seorang fotografer senior sungguh mengasyikan, obrolan selama 2 jam meluncur dengan penuh kehangatan.

Ati Bachtiar lahir di Bandung 20 Januari 1969 memiliki nama lahir R Ruh Hayati. Ati terdaftar sebagai EOS Creator Indonesia, Certified Photographer di Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan asesor sertifikasi bidang fotografi.

Ati Bachtiar sedang menyelesaikan buku ke 3-nya “Melacak Jejak Telinga Panjang” Ati berupaya mewujudkan obsesinya atas panggilan Telinga Panjang untuk berpetualang ke pedalaman Kalimantan. Ati ingin mengabadikan secara lengkap pelaku “Telinga Panjang” terakhir yang tersisa dalam buku ketiganya.

Buku “Melacak Jejak Telinga Panjang” menampung perjalanan dan rekaman fotografi tentang Nenek Telinga Panjang Kalimantan yang terangkum dalam etno fotografi Ati Bachtiar, pengalaman langsung menelusuri Jejak Nenek Telinga Panjang. Generasi terakhir 78 Nenek Telinga Panjang Kalimantan terdokumentasi sejumlah dengan angka kemerdekaan Indonesia yang ke 78 tahun.

Karya pertama Ati Bachtiar adalah sebuah buku etnografi “Telinga Panjang Mengungkap Yang Tersembunyi” yang terbit tahun 2016. Buku ini berisi 43 foto perempuan Dayak di Kalimantan yang masih memegang tradisi Telinga Panjang, serta 11 foto perempuan Dayak yang telinga panjangnya sudah dipotong dengan berbagai alasan dan cerita yang menggugah. Buku tersebut menggenapi bentuk semangat dan syukur Ati atas rahmat kasih Tuhan karena telah diberi nikmat kesembuhan sebagai penyintas kanker rahim sejak tahun 2015.

Buku ArtPhoto, Melacak Jejak Telinga Panjang, karya Ati Bachtiar

Buku kedua Ati Bachtiar “Jejak Langkah Telinga Panjang” dirilis tahun 2019, menampilkan 42 foto perempuan bertelinga panjang di pesisir Kalimantan Timur hingga Kalimantan Utara. Upaya Ati Bachtiar mendokumentasikan tradisi Telinga Panjang yang tersisa juga mendapat perhatian media.

Pada tahun 2022 Ati meraih penghargaan “CSR Indonesia Awards” kategori Pelestari Budaya. Beberapa kali meraih penghargaan fotografi bertema seni dan budaya Indonesia dari Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia.
~ Nominator International Garuda Photo Contest (2012-2013)
~ Duta Canon EOS M10 (2016)
~ Foto Favorite LENS Culture Street Fotografi Award (2017)
~ Srikandi Fotografi Indonesia versi Canon Indonesia (2016-2018)
~ Sajian Utama “Jati Diri Terakhir” Majalah National Geographic Indonesia edisi April 2021 (2021)
~ EOS Creator Indonesia- Canon Indonesia (2021-2023).

Perjumpaan dan silaturahmi dengan Srikandi Fotografer Indonesia. Dari kiri ke kanan Kin Sanubary, Ati Bachtiar dan Ray Bachtiar di Bandung beberapa waktu lalu.

Perjumpaan dengan Ati Bachtiar diakhiri dengan obrolan ringan seputar dunia fotografi dan pemberian cinderamata berupa dua buah majalah jadul yaitu Majalah Jakarta Jakarta dengan sampul wajah artis legendaris Ida Royani (JJ terbitan Februari 1994) dan caver Gladys Suwandhi (Maret 1994) yang foto-fotonya hasil bidikan kamera Kang Ray Bachtiar hampir 30 tahun silam.

Buku “Melacak Jejak Telinga Panjang” sebuah antropologi dan fotografi yang dituturkan oleh Ati Bachtiar akan segera terbit dan beredar diterbitkan oleh Art Photo Indonesia, Yayasan Art Photography of Indonesia.

oleh Kin Sanubary, kolektor, pendiri dan pengelola Rumah Media Lawas, aktivis komunitas penggemar siaran radio dalam dan luar negeri, bermukim di Tanjungwangi, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini