JAKARTA, TINTAHIJAU.com — Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) telah menyiapkan jalur evakuasi darat bagi 380 warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Iran, menyusul memburuknya situasi akibat perang Iran-Israel.
Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menyatakan bahwa evakuasi hanya memungkinkan dilakukan melalui jalur darat, karena jalur udara saat ini tidak dapat diakses akibat kondisi keamanan yang semakin tidak kondusif.
“Pesawat tidak bisa ke sana. Satu-satunya jalur darat,” ujar Sugiono saat menghadiri pertemuan di St. Petersburg, Rusia, Rabu (18/6/2025) waktu setempat.
Dijelaskan Sugiono, ratusan WNI tersebut sebagian besar berada di wilayah Teheran. Pemerintah memandang situasi semakin genting karena serangan yang terjadi bukan hanya menyasar target militer, tetapi juga mulai mengenai sasaran sipil.
Sebagai langkah antisipatif, Kemlu telah menginstruksikan Kedutaan Besar RI (KBRI) di Teheran untuk memperkuat kesiapsiagaan dan meninjau ulang rencana evakuasi. Status kesiagaan di KBRI Teheran kini ditingkatkan dari Siaga 2 menjadi Siaga 1.
Kemlu juga menjalin komunikasi dengan negara-negara tetangga Iran guna memastikan kemudahan akses lintas perbatasan bagi WNI jika evakuasi harus dilakukan dalam waktu dekat.
“Kami sudah berkoordinasi dengan negara-negara tetangga Iran agar warga negara kita diberi kemudahan melewati perbatasan saat evakuasi berlangsung,” jelas Sugiono.
Selain itu, komunikasi intensif terus dijalin dengan seluruh WNI yang masih berada di Iran. Pemerintah berharap para WNI tetap terhubung dengan pihak KBRI agar dapat segera menanggapi instruksi evakuasi jika sewaktu-waktu dijalankan.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri dari negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) juga dijadwalkan menggelar konferensi darurat di Istanbul, Turki, pada Sabtu (21/6/2025), guna membahas eskalasi konflik Iran-Israel.
Ketegangan antara kedua negara meningkat tajam sejak Israel melancarkan serangan ke Iran pada Jumat (13/6/2025). Iran membalas serangan tersebut yang menyebabkan kerusakan signifikan di Tel Aviv dan Haifa. Pemerintah Indonesia menyatakan keprihatinan mendalam atas konflik ini dan terus memantau situasi demi keselamatan seluruh WNI di kawasan terdampak.